Jumat, 13 Januari 2017

Laporan Pendahuluan OMSK



LAPORAN PENDHULUAN GANGGUAN SISTEM PANCA INDERA
OTITIS MEDIA SUPERATIF KRONIKA (OMSK)
DI POLI THT RSUD Dr SOEKARDJO
KOTA TASIKMALAYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB) di Poli THT







 



Oleh :
Tresna Andriyani
401210008





PROGRAM PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA PUTERA BANJAR
2016

A.    Definisi
Otitis media supuratif kronik adalah kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan ireversible dan biasanya disebabkan karena episode berulang otitis media akut. (Hetharia dan Mulyani, 2011: 69).
Otitis media sufuratif kronis adalah perforasi membrane timpani secara permanent, dengan atau tanpa pengeluaran pus dan kadang- kadang disertai oleh perubahan dalam mukosa dan struktur tulang dari telinga tengah. (Ari, 2010: 65).
Otitis media supuratif kronis aalah radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret dari telinga (otorea) tersebut lebih dari 2 bulan, baik terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer  atau kental, bening atau berupa nanah. (Helmi, 2005: 55).

B.     Etiologi
Faktor penyebab penyakit infeksi telinga tengah supuratif menjadi kronis antara lain :
1.        Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
a.        Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.
Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah P. aeruginosa dan S. aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam penelitian. Jamur biasanya jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada liang telinga. (Buchman,2003).
b.      Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total
2.      Perforasi membran timpani yang menetap
3.      Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah.
4.      Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpano-sklerosis).
5.      Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.
6.       Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

C.     Tanda dan Gejala
Pasien mengeluh otore, vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan pendengaran. (Arif Mansjoer, 2001 : 82).
 Nyeri telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya tekanan ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua telinga. (www.health central.com, 2004).
1.      Telinga berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekretbiasanya hilang timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi  saluran nafas atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret yang sangat bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degenerasinya. Dapat terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2.      Gangguan pendengaran
Ini tergantung dari derajat kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanyadijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani
serta keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi kohlea.
3.      Otalgia ( nyeri telinga)
Nyeri tidak lazim dikeluhkan penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak. Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.
4.      Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius, karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji fistula perlu dilakukan pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan melalui rongga telinga tengah.


D.   
Kurangnya informasi
Kurang pengetahuan

Pengobatan tidak tuntas, episode berulang
Infeksi berlanjut sampai ke telinga
Erosi pada kanalis semiserkularis
Vertigo
Resiko Injuri
Peningkatan produksi cairan serosa
Akumulasi cairan mucus dan serosa
Ruptur menbran
Sekret keluar dan berbau tidak enak
Gangguan citra diri
Kesulitan/sakit menelan
Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
Proses Pendengaran
Nyeri
Invasi bakteri
Otitis media
Infeksi skunder (ISPA) bakteri streptococcus, hemophylus, influenza
Trauma Benda Asing
Ruptur Gendang Telinga
Patofisiologi






Tekanan pada telinga tengah (-)
Retraksi mebran timpani
Hantaran suara/udara yang diterima menurun
Gangguan persepsi sensori pendengaran
 


                                                                                                                    
   Cemas                                                      Nyeri Akut
Kolesteatom
Mastoidektomi
cccc


E.     Manifestasi Klinis
a.       Perforasi pada marginal atau pada atik
b.      Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga)
c.       Polip atau jaringan granulasi di lubang telinga luar yang verasal dari dalam telinga tengah
d.      Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum)
e.       Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteanom)
f.       Terlihat bayangan kolesteanom pada foro rontgrn mastoid

F.      Klasifikasi OMSK
OMSK dibagi menjadi 2 jenis yaitu:
a.       OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak disentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.
b.      OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
OMSK tipe maligna adalah OMSK yang disertai dengan kolesteoma. Perforasi terletak pada marginal atau di atik, kadang – kadang terdapat juga kolesteoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna.

G.    Penatalaksanaan Medis
a.       Terapi OMSK
Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi. Keadaan ini antara lain di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu :
·         Adanya perforasi membran timpani yang permanen sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.
·         Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal.
·         Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel dalam rongga mastoid.
·         Gizi dan higiene yang kurang.
b.      Tindakan Pembedahan
·         Mastoidektomi sederhana
Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.


·           Mastordektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologis dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
·         Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
·         Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap.
·         Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta memperbaiki pendengaran.

H.    Komplikasi
a.       Komplikasi di telinga tengah
-          Perforasi persisten
-          Erosi tulang pendengaran
-          Paralisis nervus fasial
b.      Komplikasi ditelinga dalam
-          Fistel labirin
-          Labirinitis supuratif
-          Tuli saraf
c.       Komplikasi di ekstrasdural
-          Abses ekstradural
-          Trombosis sinus lateralis
-          Petrositis
d.      Komplikasi ke susunan saraf pusat
-          Meningitis
-          Abses otak
-          Hidrosefalus otitis




I.       Data Fokus Pengkajian
a.       Wawancara
·         Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, tanggal masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa medis
·         Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien
·         Keluhan utama
Feses semakin cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer
·         Riwayat penyakit saat ini
Buang air besar lebih dari 3 hari disertai nyeri perut
·           Riwayat penyakit dahulu
Alergi akibat penggunaan obat dan makanan seperti obat pencahar, antibiotik dan atau mengkonsumsi makanan yang mengandung sorbitol fruktosa
·           Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang menderita penyakit serius seperti diabetes melitus, hipertensi
b.      Pemeriksaan Fisik
·         Keadaan umum
·         Pemeriksaan tanda-tanda vital
·         Pemeriksaan head to toe/persistem
c.       Pemeriksaan Diagnostik
·         Pemeriksaan Audiometri
Pada pemeriksaan audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif, tapi dapat pula dijumpai adanya tuli sensotineural.
Derajat ketulian nilai ambang pendengaran (ISO 1964 dan ANSI 1969)
-          Normal                    :-10 dB sampai 26 dB
-          Tuli ringan               :  27dB sampai 40 dB
-          Tuli sedang             : 41 dB sampai 55 dB
-          Tuli sedang berat    : 56 dB sampai 70 dB
-          Tuli berat                 : 71 dB sampai 90 dB
-          Tuli total                 : lebih dari 90 dB
·         Pemeriksaan Radiologi
-          CT scan
-          X-ray


J.       Analisa Data
No
Data
Etiologi
Masalah
1
DS :
-          Klien mengatakan nyeri
DO :
-           
Otitis media
 

Pengobatan tidak tuntas, episode berulang

Kolesteatum
 

Mastoidektomi
 

Nyeri akut
Nyeri Akut
2
DS :
-          Keluarga mengatakan berbicara harus keras
DO :
-           
Otitis media
 

Trauma pada telinga tengah
 

Retraksi membran timpani
 

Hantaran suara/udara yang diterima menurun
 

Gangguan persepsi sensori pendengaran
Gangguan persepsi sensori pendengaran
3
DS :

DO :
-           
Invasi bakteri
 

Pengobatan tidak tuntas, episode berulang
 

Infeksi lanjut sampai ke telinga
 

Erosi pada kanalis semiserkulasi
 

Vertigo
 

Resiko injuri
Resiko injuri/Trauma
4
DS :
-          Klien menanyakan tentang penyakitnya
DO :
-           
Infeksi skunder (ISPA)
 

Invasi bakteri
 

Otitis media
 

Kurangnya informasi
 

Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
5
DS :
-          Klien menanyakan tentang penyakitnya
-          Klien mengatakan khawatir tentang tindakan operasi
DO :
-          Klien tampak cemas

Otitis media
 

Pengobatan tidak tuntas, episode berulang
 

Infeksi berlanjut ke telinga
 

Kolesteatom
 

Matoidektomi
 

Cemas
Cemas

K.    Diagnosa Keperawatan
1.      Nyeri akut berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi
2.      Gangguan persepsi sensori pendengaran
3.      Resiko injuri/trauma berhubungan dengan ketidak seimbangan labirin : vertigo
4.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penatalaksanaan OMA
5.      Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan

L.     Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
1
Nyeri akut berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri klien berkurang atau hilang dengan kriteria hasil
-          Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang
-          Tidak adanya perilaku yang menunjukan adanya nyeri
1.      Atur posisi semi fowler

2.      Kaji respon verbal/non verbal lokasi nyeri, intensitas dan lamanya nyeri
3.     Ajarkan teknik relaksasi untuk menghilangkan nyeri
4.      Kolaborasi pemberian analgetik
1.         Membantu mengurangi rasa nyeri
2.         Mengevaluasi nyeri, menentukan tindakan pemberian terapi

3.         Membantu mengalihkan rasa nyeri



4.         Mengurangi rasa nyeri



2
Gangguan persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan obstruksi, infeksi telinga tengah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam persepsi/sensori baik dengan kriteria hasil
-          Klien akan mengalami peningkatan persepsi/sensori pendengaran sampai pada tingkat fungsional
1.      Ajarkan klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat


2.      Instruksikan klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah terjadinya ketulian lebih jauh



3.      Observasi tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut




4.      Instruksikan klien untuk menghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan
1.      Keefektifan alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta perawatannya
2.      Apabila penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi
3.      Diagnosa dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak secara permanen
4.      Penghentian terapi antibiotik sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut
3
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penatalaksanaan OMA
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam klien mengetahui prosedur OMA dengan kriteria hasil
-          Pengetahuan klien tentang OMA meningkat

1.      Kaji tingkat pengetahuan klien


2.      Berikan informasi berkenaan dengan kebutuhan klien
3.      Beri upaya penguatan pada klien
4.      Gunakan bahasa yang mudah dipahami
5.      Pertahankan kontak mata selama diskusi
1.         Membantu dalam memberikan informasi yang tepat
2.         Menambah pengetahuan klien



3.         Membantu mengurangi kecemasan
4.         Dapat dengan mudah dipahami klien
5.         Agar klien merasa nyaman dan dihargai
4
Cemas berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam  cemas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
-          Klien mampu mengungkapkan ketakutan/kehawatirannya
-          Respon klien tampak tersenyum
1.      Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan klien dalam berkomunikasi.
2.      Berikan informasi mengenai kelompok yang juga pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan dukungan kepada klien.
3.      Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien.
1.      Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat mengurangi rasa cemasnya.


2.      Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.





3.      Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.