LAPORAN
PENDHULUAN GANGGUAN SISTEM PANCA INDERA
OTITIS MEDIA SUPERATIF KRONIKA (OMSK)
OTITIS MEDIA SUPERATIF KRONIKA (OMSK)
DI
POLI THT RSUD Dr SOEKARDJO
KOTA
TASIKMALAYA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB) di Poli THT
Oleh :
Tresna Andriyani
401210008
PROGRAM
PROFESI NERS
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA
PUTERA BANJAR
2016
A.
Definisi
Otitis media supuratif kronik adalah
kondisi yang berhubungan dengan patologi jaringan ireversible dan biasanya
disebabkan karena episode berulang otitis media akut. (Hetharia dan Mulyani,
2011: 69).
Otitis media sufuratif kronis adalah
perforasi membrane timpani secara permanent, dengan atau tanpa pengeluaran pus
dan kadang- kadang disertai oleh perubahan dalam mukosa dan struktur tulang
dari telinga tengah. (Ari, 2010: 65).
Otitis media supuratif kronis aalah
radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat
keluarnya sekret dari telinga (otorea) tersebut lebih dari 2 bulan, baik terus
menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
berupa nanah. (Helmi, 2005: 55).
B.
Etiologi
Faktor penyebab penyakit infeksi telinga tengah
supuratif menjadi kronis antara lain :
1.
Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :
Patogen tersering yang diisolasi dari telinga pasien dengan OMSK adalah P. aeruginosa dan S.
aureus. Bakteri anaerob juga sering ditemukan dalam penelitian. Jamur biasanya
jarang muncul kecuali bila terdapat super infeksi pada liang telinga.
(Buchman,2003).
b.
Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total
2.
Perforasi membran timpani yang menetap
4.
Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau
rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa,
polip, jaringan granulasi (timpano-sklerosis).
5.
Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau
osteomielitis persisten di mastoid.
6.
Faktor-faktor
konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme
pertahanan tubuh.
C.
Tanda dan Gejala
Pasien mengeluh otore,
vertigo, tinitus, rasa penuh ditelinga atau gangguan pendengaran. (Arif
Mansjoer, 2001 : 82).
Nyeri
telinga atau tidak nyaman biasanya ringan dan seperti merasakan adanya tekanan
ditelinga. Gejala-gejala tersebut dapat terjadi secara terus menerus atau intermiten dan dapat terjadi pada salah satu atau pada kedua telinga. (www.health central.com, 2004).
1.
Telinga
berair (otorrhoe)
Sekret bersifat purulen (
kental, putih) atau mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium
peradangan. Sekret yang mukus dihasilkan oleh aktivitas kelenjar sekretorik
telinga tengah dan mastoid. Pada OMSK tipe jinak, cairan yang keluar mukopus
yang tidak berbau busuk yang sering kali sebagai reaksi iritasi mukosa telinga
tengah oleh perforasi membran timpani dan infeksi. Keluarnya sekretbiasanya hilang
timbul. Meningkatnya jumlah sekret dapat disebabkan infeksi saluran nafas
atas atau kontaminasi dari liang telinga luar setelah mandi atau berenang. Pada
OMSK stadium inaktif tidak dijumpai adanya sekret telinga. Sekret yang sangat
bau, berwarna kuning abu-abu kotor memberi kesan kolesteatoma dan
produk degenerasinya. Dapat
terlihat keping-keping kecil, berwarna putih, mengkilap. Pada OMSK tipe ganas
unsur mukoid dan sekret telinga tengah berkurang atau hilang karena rusaknya
lapisan mukosa secara luas. Sekret yang bercampur darah berhubungan dengan
adanya jaringan granulasi dan polip telinga dan merupakan tanda adanya
kolesteatom yang mendasarinya. Suatu sekret yang encer berair tanpa nyeri
mengarah kemungkinan tuberkulosis.
2.
Gangguan
pendengaran
Ini tergantung dari derajat
kerusakan tulang-tulang pendengaran. Biasanyadijumpai tuli konduktif namun
dapat pula bersifat campuran. Gangguan pendengaran mungkin ringan sekalipun
proses patologi sangat hebat, karena daerah yang sakit ataupun kolesteatom, dapat
menghambat bunyi dengan efektif ke fenestra ovalis. Bila tidak dijumpai
kolesteatom, tuli konduktif kurang dari 20 db ini ditandai bahwa rantai tulang
pendengaran masih baik. Kerusakan dan fiksasi dari rantai tulang pendengaran
menghasilkan penurunan pendengaran lebih dari 30 db. Beratnya ketulian
tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani
serta keutuhan dan mobilitas
sistem pengantaran suara ke telinga tengah. Pada OMSK tipe maligna biasanya
didapat tuli konduktif berat karena putusnya rantai tulang pendengaran, tetapi
sering kali juga kolesteatom bertindak sebagai penghantar suara sehingga ambang
pendengaran yang didapat harus diinterpretasikan secara hati-hati. Penurunan
fungsi kohlea biasanya terjadi perlahan-lahan dengan berulangnya infeksi karena
penetrasi toksin melalui jendela bulat (foramen rotundum) atau fistel labirin
tanpa terjadinya labirinitis supuratif. Bila terjadinya labirinitis supuratif
akan terjadi tuli saraf berat, hantaran tulang dapat menggambarkan sisa fungsi
kohlea.
3.
Otalgia (
nyeri telinga)
Nyeri tidak lazim dikeluhkan
penderita OMSK, dan bila ada merupakan suatu tanda yang serius. Pada OMSK
keluhan nyeri dapat karena terbendungnya drainase pus. Nyeri dapat berarti
adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret, terpaparnya
durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan abses otak.
Nyeri telinga mungkin ada tetapi mungkin oleh adanya otitis eksterna sekunder.
Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi OMSK seperti Petrositis, subperiosteal
abses atau trombosis sinus lateralis.
4.
Vertigo
Vertigo pada penderita OMSK
merupakan gejala yang serius lainnya. Keluhan vertigo seringkali merupakan tanda telah terjadinya fistel labirin akibat
erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Vertigo yang timbul biasanya akibat
perubahan tekanan udara yang mendadak atau pada panderita yang sensitif keluhan
vertigo dapat terjadi hanya karena perforasi besar membran timpani yang akan
menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu. Penyebaran
infeksi ke dalam labirin juga akan meyebabkan keluhan vertigo. Vertigo juga
bisa terjadi akibat komplikasi serebelum. Fistula merupakan temuan yang serius,
karena infeksi kemudian dapat berlanjut dari telinga tengah dan mastoid ke
telinga dalam sehingga timbul labirinitis dan dari sana mungkin berlanj ut menjadi meningitis. Uji
fistula perlu dilakukan
pada kasus OMSK dengan riwayat vertigo. Uji ini memerlukan pemberian tekanan
positif dan negatif pada membran timpani, dengan demikian dapat diteruskan
melalui rongga telinga tengah.
D.
Kurangnya informasi
Kurang
pengetahuan
|
Pengobatan tidak tuntas,
episode berulang
Infeksi berlanjut sampai ke
telinga
Erosi pada kanalis
semiserkularis
Vertigo
Resiko
Injuri
|
Peningkatan produksi cairan
serosa
Akumulasi cairan mucus dan
serosa
Ruptur menbran
Sekret keluar dan berbau
tidak enak
Gangguan
citra diri
|
Kesulitan/sakit menelan
Resiko
pemenuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
|
Proses Pendengaran
Nyeri
|
Invasi bakteri
Otitis media
|
Infeksi skunder (ISPA)
bakteri streptococcus, hemophylus, influenza
|
Trauma Benda Asing
Ruptur Gendang Telinga
|
Tekanan pada telinga tengah
(-)
Retraksi mebran timpani
Hantaran suara/udara yang
diterima menurun
Gangguan
persepsi sensori pendengaran
|
Cemas Nyeri Akut
|
Kolesteatom
Mastoidektomi
|
E.
Manifestasi
Klinis
a.
Perforasi pada
marginal atau pada atik
b.
Abses atau kiste
retroaurikuler (belakang telinga)
c.
Polip atau
jaringan granulasi di lubang telinga luar yang verasal dari dalam telinga
tengah
d.
Terlihat
kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum)
e.
Sekret berbentuk
nanah dan berbau khas (aroma kolesteanom)
f.
Terlihat
bayangan kolesteanom pada foro rontgrn mastoid
F.
Klasifikasi OMSK
OMSK dibagi menjadi 2
jenis yaitu:
a.
OMSK tipe
benigna (tipe mukosa = tipe aman)
Proses peradangan
terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak
disentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang
berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.
b.
OMSK tipe
maligna (tipe tulang = tipe bahaya)
OMSK tipe maligna
adalah OMSK yang disertai dengan kolesteoma. Perforasi terletak pada marginal
atau di atik, kadang – kadang terdapat juga kolesteoma dengan perforasi
subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal,
timbul pada OMSK tipe maligna.
G.
Penatalaksanaan
Medis
a.
Terapi OMSK
Tidak jarang memerlukan waktu lama serta harus
berulang-ulang. Sekret yang keluar tidak cepat kering atau selalu kambuh lagi.
Keadaan ini antara lain di sebabkan oleh satu atau beberapa keadaan, yaitu :
·
Adanya perforasi membran timpani yang permanen
sehingga telinga tengah berhubungan dengan dunia luar.
·
Terdapat sumber infeksi di laring, nasofaring, hidung
dan sinus paranasal.
·
Sudah terbentuk jaringan patologik yang ireversibel
dalam rongga mastoid.
·
Gizi dan higiene yang kurang.
b.
Tindakan Pembedahan
·
Mastoidektomi sederhana
Operasi dilakukan pada OMSK tipe benigna yang dengan pengobatan konservatif
tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid
dari jaringan patologik. Tujuannya ialah supaya infeksi tenang dan telinga
tidak berair lagi pada operasi ini fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
·
Mastordektomi radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom
yang sudah meluas. Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan
patologis dan mencegah komplikasi ke intrakranial.
·
Mastoidektomi radikal dengan modifikasi (operasi bondy)
Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi
belum merusak kavum timpani. Tujuan operasi ialah untuk membuang semua jaringan
patologik dari rongga mastoid, dan mempertahankan pendengaran yang masih ada.
·
Miringoplasti
Operasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga
dengan nama timpanoplasti tipe I, rekonstruksi hanya dilakukan pada membran
timpani. Tujuan operasi ialah untuk mencegah berulangnya infeksi telinga tengah
pada OMSK tipe benigna dengan perforasi yang menetap.
·
Timpanoplasti
Operasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih
berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan
medikamentosa. Tujuan operasi ialah untuk menyembuhkan penyakit serta
memperbaiki pendengaran.
H.
Komplikasi
a.
Komplikasi di
telinga tengah
-
Perforasi
persisten
-
Erosi tulang
pendengaran
-
Paralisis nervus
fasial
b.
Komplikasi
ditelinga dalam
-
Fistel labirin
-
Labirinitis
supuratif
-
Tuli saraf
c.
Komplikasi di
ekstrasdural
-
Abses
ekstradural
-
Trombosis sinus
lateralis
-
Petrositis
d.
Komplikasi ke
susunan saraf pusat
-
Meningitis
-
Abses otak
-
Hidrosefalus
otitis
I.
Data Fokus
Pengkajian
a.
Wawancara
·
Identitas Klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
tanggal masuk rumah sakit, nomor register, diagnosa medis
·
Identitas penanggung jawab
Meliputi nama,
umur, pekerjaan, alamat, hubungan dengan klien
·
Keluhan utama
Feses semakin
cair, muntah, bila kehilangan banyak air dan elektrolit terjadi gejala
dehidrasi, berat badan menurun, turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut
dan bibir kering, frekuensi BAB lebih dari 4 kali dengan konsistensi encer
·
Riwayat penyakit saat ini
Buang air besar
lebih dari 3 hari disertai nyeri perut
·
Riwayat penyakit dahulu
Alergi akibat
penggunaan obat dan makanan seperti obat pencahar, antibiotik dan atau
mengkonsumsi makanan yang mengandung sorbitol fruktosa
·
Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat
keluarga yang menderita penyakit serius seperti diabetes melitus, hipertensi
b.
Pemeriksaan
Fisik
·
Keadaan umum
·
Pemeriksaan tanda-tanda vital
·
Pemeriksaan head to toe/persistem
c.
Pemeriksaan
Diagnostik
·
Pemeriksaan
Audiometri
Pada pemeriksaan
audiometri penderita OMSK biasanya didapati tuli konduktif, tapi dapat pula
dijumpai adanya tuli sensotineural.
Derajat ketulian nilai
ambang pendengaran (ISO 1964 dan ANSI 1969)
-
Normal :-10 dB sampai 26 dB
-
Tuli ringan :
27dB sampai 40 dB
-
Tuli sedang : 41 dB sampai 55 dB
-
Tuli sedang
berat : 56 dB sampai 70 dB
-
Tuli berat : 71 dB sampai 90 dB
-
Tuli total : lebih dari 90 dB
·
Pemeriksaan
Radiologi
-
CT scan
-
X-ray
J.
Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1
|
DS
:
-
Klien mengatakan nyeri
DO :
-
|
Otitis
media
Pengobatan tidak tuntas, episode berulang
Kolesteatum
Mastoidektomi
Nyeri
akut
|
Nyeri Akut
|
2
|
DS
:
-
Keluarga mengatakan berbicara
harus keras
DO :
-
|
Otitis
media
Trauma
pada telinga tengah
Retraksi
membran timpani
Hantaran
suara/udara yang diterima menurun
Gangguan
persepsi sensori pendengaran
|
Gangguan
persepsi sensori pendengaran
|
3
|
DS
:
DO :
-
|
Invasi
bakteri
Pengobatan
tidak tuntas, episode berulang
Infeksi
lanjut sampai ke telinga
Erosi
pada kanalis semiserkulasi
Vertigo
Resiko
injuri
|
Resiko
injuri/Trauma
|
4
|
DS
:
-
Klien menanyakan tentang
penyakitnya
DO :
-
|
Infeksi
skunder (ISPA)
Invasi
bakteri
Otitis
media
Kurangnya
informasi
Kurang
pengetahuan
|
Kurang
pengetahuan
|
5
|
DS
:
-
Klien menanyakan tentang
penyakitnya
-
Klien mengatakan khawatir
tentang tindakan operasi
DO :
-
Klien tampak cemas
|
Otitis
media
Pengobatan
tidak tuntas, episode berulang
Infeksi
berlanjut ke telinga
Kolesteatom
Matoidektomi
Cemas
|
Cemas
|
K.
Diagnosa
Keperawatan
1.
Nyeri akut
berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi
2.
Gangguan
persepsi sensori pendengaran
3.
Resiko
injuri/trauma berhubungan dengan ketidak seimbangan labirin : vertigo
4.
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penatalaksanaan OMA
5.
Cemas
berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
L.
Intervensi
Keperawatan
No
|
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Nyeri
akut berhubungan dengan tindakan pembedahan mastoidektomi
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam nyeri klien berkurang atau hilang
dengan kriteria hasil
-
Klien melaporkan nyeri berkurang/hilang
-
Tidak adanya perilaku yang
menunjukan adanya nyeri
|
1. Atur
posisi semi fowler
2. Kaji
respon verbal/non verbal lokasi nyeri, intensitas dan lamanya nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi untuk
menghilangkan nyeri
4. Kolaborasi
pemberian analgetik
|
1.
Membantu mengurangi rasa nyeri
2.
Mengevaluasi nyeri, menentukan
tindakan pemberian terapi
3.
Membantu mengalihkan rasa nyeri
4.
Mengurangi rasa nyeri
|
2
|
Gangguan
persepsi sensori pendengaran berhubungan dengan obstruksi, infeksi telinga
tengah
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam persepsi/sensori baik dengan kriteria
hasil
-
Klien akan mengalami
peningkatan persepsi/sensori pendengaran sampai pada tingkat fungsional
|
1. Ajarkan
klien untuk menggunakan dan merawat alat pendengaran secara tepat
2. Instruksikan
klien untuk menggunakan teknik-teknik yang aman sehingga dapat mencegah
terjadinya ketulian lebih jauh
3. Observasi
tanda-tanda awal kehilangan pendengaran yang lanjut
4. Instruksikan
klien untuk menghabiskan seluruh antibiotik yang diresepkan
|
1. Keefektifan
alat pendengaran tergantung pada tipe gangguan/ketulian, pemakaian serta
perawatannya
2. Apabila
penyebab pokok ketulian tidak progresif, maka pendengaran yang tersisa
sensitif terhadap trauma dan infeksi sehingga harus dilindungi
3. Diagnosa
dini terhadap keadaan telinga atau terhadap masalah-masalah pendengaran rusak
secara permanen
4. Penghentian
terapi antibiotik sebelum waktunya dapat menyebabkan organisme sisa
berkembang biak sehingga infeksi akan berlanjut
|
3
|
Kurang
pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang penatalaksanaan OMA
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 2x24 jam klien mengetahui prosedur OMA dengan
kriteria hasil
-
Pengetahuan klien tentang OMA
meningkat
|
1. Kaji
tingkat pengetahuan klien
2. Berikan
informasi berkenaan dengan kebutuhan klien
3. Beri
upaya penguatan pada klien
4. Gunakan
bahasa yang mudah dipahami
5. Pertahankan
kontak mata selama diskusi
|
1.
Membantu dalam memberikan
informasi yang tepat
2.
Menambah pengetahuan klien
3.
Membantu mengurangi kecemasan
4.
Dapat dengan mudah dipahami
klien
5.
Agar klien merasa nyaman dan
dihargai
|
4
|
Cemas
berhubungan dengan prosedur tindakan pembedahan
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan 1x24 jam
cemas berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
-
Klien mampu mengungkapkan
ketakutan/kehawatirannya
-
Respon klien tampak tersenyum
|
1.
Jujur kepada klien ketika mendiskusikan mengenai
kemungkinan kemajuan dari fungsi pendengarannya untuk mempertahankan harapan
klien dalam berkomunikasi.
2.
Berikan informasi mengenai kelompok yang juga
pernah mengalami gangguan seperti yang dialami klien untuk memberikan
dukungan kepada klien.
3.
Berikan informasi mengenai sumber-sumber dan
alat-lat yang tersedia yang dapat membantu klien.
|
1.
Menunjukkan kepada klien bahwa dia dapat
berkomunikasi dengan efektif tanpa menggunakan alat khusus, sehingga dapat
mengurangi rasa cemasnya.
2.
Dukungan dari bebarapa orang yang memiliki
pengalaman yang sama akan sangat membantu klien.
3.
Agar klien menyadari sumber-sumber apa saja yang
ada disekitarnya yang dapat mendukung dia untuk berkomunikasi.
|